hukum memperingati empat pulu hari setelah orang meninggal dunia sekan-akan wajib, sehingga kebiasaan ini berlangsung terus menerus, baik orang kaya ataupun miskin selalu melakukan nya, sebenar nya di antara pemuka masyarakat sudah banyak yang tau kalau hukum memperingati 40 hari setelah orang meninggal itu adalah sama dengan meratap, tetapi barangkalai kalau tidak ada acara empat pulu hari, tujuh hari dan tiga hari setelah orang meningga, peran pemuka masyarakat sudah berkurang di lingkungan mereka, sehingga mereka membiarkan kebiasaan ini terus berjalan, jika kita membuka mata dan hati kita tentu saja kita akan sadar bahwa perbuatan itu sudah tidak seharus nya di lakukan, baik bagi orang kaya apalagi bagi orang miskin, karena jika masih di laksanakan oleh orang-orang kaya, maka orang miskin pun juga akan tetap melaksanakan nya, karena mereka tidak mau di pandang hina di lingkungan mereka, kita mesti berpikir kepada menfaat, sudah jelas di dalam islam untuk mendapatkan ampunan dan pahala harus menjalankan syariat islam dengan benar, agama islam itu sudah sempurna, tidak perlu di tambah dan tidak perlu di kurangi, sangat banyak amalan sunah yang di syariatkan, mengapa harus memilih cara yang tidak ada dasar nya, di pagar alam setiap orang meninggal di adakan tahlilan pada malam jum'at hingga sampai empat puluh hari setelah meninggal, mereka beranggapan beramal untuk menolong orang meninggal, tidak perduli oahli musibah tersebut seorang wanita yang di tinggal suaminya, dengan meninggalkan anak-anak mereka, sekalipun ahli musibah tersebut orang miskin yang setiap tahun kekurangan, mereka tetap melaksanakan perbuatan itu, mereka membuat jamuan setiap malam jum'at untuk orang yang datang, mereka membaca surah yasin bersama-sama, paham nya dengan membaca yasin dosa orang meninggal akan di ampuni, padahal dalam islam sudah ada aturan, apakah mereka tidak pernah mengerti dengan yang mereka baca, yasin adalah surah di dalam al-qur'an, sedangkan di dalam al-qur'an itu ada ayat yang mengatakan, "apabila di bacakan al-qur'an maka dengarkan lah" jadi dalam hal ini saja mereka sudah salah, seharus nya cukup satu orang saja yang membaca, lalu yang lain mendengarkan, dengan demikian baik yang mmembaca maupun yang mendengar akan mendapat pahala, karena sesungguh nya di dalam al-qur'an terdapat perintah dan larangan, maka jika yang membaca mengerti dengan apa yang di baca, dan yang mendengar pun menegerti dengan yang dia dengar, sehingga apabila mereka mendengar mereka beriman, itulah yang mendapatkan pahala, atau paling tidak walaupun mereka belum mengerti dengan apa yang mereka dengar, mereka ingat kepada ALLAH, mereka masih akan mendapatkan pahala,
wahai saudara seagama, marilah kita membuka mata hati kita, marilah kita merenungkan, kita sesama muslim itu bersudara, janganlah kita mencari jalan yang akan menyusahkan orang lain, kita tinggalkan semua yang tidak bermanfaat dan kita cari jalan yang lebih benar dalam islam, kita saling memeringatkan untuk taqwa, kita saling ingatkan supaya bersabar, inilah jalan yang di anjurkan,
kita tidak perlu mencari cara beramal dengan yang tidak ada dasar nya dalam agama islam, karena islam sudah sempurna, masih banyak cara beramal yang belum kita lakukan, kita berzikir sebelum terbit dan sebelum terbenam matahari, bersodakoh di waktu lapang ataupun sempit, dan masih banyak lagi jalan untuk beramal sholeh di dalam islam,
ketahuilah bahwa doa yang di kabulkan untuk orang yang meninggal itu adalah do'a anak yang sholeh, karena seorang anak tentu saja memiliki kasih sayang yang tulus kepada orang tuanya, kalau orang lain bagaimana dia bisa mendoakan, jangan kan memiliki rasa sayang kepada orang meninggal, terkadang ingat pun dia tidak, dan tidak sedikit mereka datang ke tempat orang tahlil di malam jum'at sedangkan dia solat maghrib aja tidak, mereka datang karena kurang enak kalau di ketahui tetangga nya tidak hadir,
doa anak yang sholeh, artinya beragama dengan benar, jika tidak soleh meskipun sang anak sangat cinta kepada orang tuanya
hukum memperingati 40 hari
