pagaralam

pagaralam adalah nama sebuah daerah di propensi sumatera selatan, di sebut pagaralam karna di kelilingi bukit, di tengah-tengah lingkarran bukit ada gunung yang memiliki ketinggia 312 mdpl, gunung tersebut bernama gunung dempo, penduduk asli orang pagaralam keturunan suku besemah, sebagian besar penduduk pagaralam adalah petani kopi, bertani kopi sudah turun-temurun, karna kopi memang sangat cocok di pagaralam dan mudah di kelola, dan tidak perlu modal yang besar, satu keluarga rata-rata memiliki 1 ha kebun kopi, yang dapat menghasilkan 700 kg hingga 1,5 ton per tahun, namun ada kalanya kebun kopi petani mengalami gagal panen, seperti yang terjadi pada saat ini, sepenjang sejarah baru tahun ini kopi secara serentak mengalami penurunan, kebun kopi yang biasanya menghasilkan 1,5 ton biji kopi kering, pada musim panen kali ini tidak mencapai 500 kg biji kopi kering, untung saja harga biji kopi asalan naik dari harga biji kopi asalan tahun lalu,
kopi pagaralam yang umum adalah koopi robusta, ada sedikit tumbuh kopi lebrika, sedangkan kopi arabika sangat langkah di pagaralam, padahal sangat banyak lahan kopi yang ketinggian nya di atas 800 dpl, artinya sudah cocok di tanami kopi arabika, namun karna kopi arabika produksinya rendah, dan pemetikan nya rumit, maka petani kopi pagaralam lebih suka menanam kopi robusta, sebab kopi robusta berproduksi tinggi, perawatan nya ringan, tahan terhadap penyakit dan dapat di panen serentak, sehingga di saat musim panen kopi pada bulan juni hingga bulan september, semua petani sangat sibuk memetik sekalian merawat kebun kopi mereka, di musim panen kopi sulit sekali untuk mencari tenaga kerja harian, sebab semua petani sibuk mengurus kebun mereka masing-masing, sehingga banyak kopi yang terlewat matang, dengan banyak nya kopi yang terlalu matang, maka kopi tersebut biasanya di makan binatang luwak, karna memang binatang luwak menyukai buah-buahan yang sudah matang dan beraroma, kalau dulu petani tidak menghiraukan kopi luwak yang berserakan di kebun kopi mereka, sebagian petani jijik melihat kopi luwak, sehingga ketika saya mulai mencari kopi luwak mereka menunjukan di mana biasanya ada kopi luwak di kebun mereka, namun setelah kopi luwak semakin terkenal petani kopi mulai mengumpulkan kopi luwak, sebagian ada yang sengaja mencari kopi luwak untuk di jual, namun meskipun kopi luwak mereka murni tanpa tercampur, tapi mereka tidak memahami cara pengolahan kopi luwak dengan benar, dan tidak tau kemana menjual kopi luwak yang mereka kumpulkan,
pada tahun banyak peristiwa petani yang di rugikan gara-gara tergiur dengan harga kopi luwak yang sangat tinggi di bandingkan dengan harga biji kopi asalan, banyak orang yang tinggal di kota menyuruh pamilinya di desa untuk mengumpulkan kopi luwak, mereka menjanjikan akan menjual kopi luwak tersebut dengan harga yang sangat tinggi, namun sayang sekali, setelah kopi luwak terkumpul, ternyata mereka tidak dapat menjual nya, padahal petani yang di suruh mengumpulkan kopi luwak, sudah mengelurkan biaya yang cukup besar untuk mendpatkan nya, akhirnya mereka menjual kopi luwak mereka kepada kami,